Mengapa harus bimbang untuk kuliah dan berorganisasi?
Selamat datang mahasiswa baru,
selamat berproses dalam dunia akademik, dunia organisasi, dan dunia pergerakan.
Saya yakin bahwa begitu banyak mahasiswa yang datang dalam dunia perkuliahan
dengan latar belakang tujuan yang berbeda-beda. Sebagian besar dengan latar
belakang untuk mengarah pada kesejahteraan hidup di masa yang akan datang dan
perbaikan status ekonomi keluarga di tahun-tahun berikutnya. Sebagian lainnya
mungkin dengan alasan untuk sekadar berlaku formalitas melanjutkan jenjang
pendidikan setelah tamat sekolah menengah atas. Atau bahkan ada beberapa
mahasiswa yang berkuliah karena keinginan murni menimba ilmu sedalam-dalamnya.
Pelantikan Pengurus Rayon Psikologi dan Kesehatan Masa Juang 2017/2018 |
Mahasiswa memulai langkahnya dengan cita-cita pribadi
yang berbeda satu sama lain. Saya masih ingat ketika hari pertama orientasi masuk
kampus, ketika pembukaan, rektor menyampaikan bahwa seribu langkah yang akan mahasiswa
lalui akan dimulai dari satu langkah, maka mulailah melangkah dengan hal baik
dan tujuan yang baik. Dari nasihat itulah saya mulai berpikir untuk tidak
menyepelekan langkah pertama. Senin sore itu, saat pulang ospek, saya tidak
berpikir dua kali untuk mencanangkan apa dan bagaimana langkah pertama akan
dibuat.
Pikiran tentang bagaimana langkah pertama dari seribu
langkah tersebut dimulai tidak dapat lepas begitu saja. Saya mengambil kertas
dan pulpen, mencatat semua hal yang ingin saya lakukan di kampus ini. Di kertas
tersebut aku menulis ingin kuliah dengan sebaik-baiknya, ingin mendapatkan
nilai di atas 3,50, ingin rajin membaca buku apapun, ingin berorganisasi, ingin
berprestasi akademik maupun non akademik, dan ingin melakukan sebuah pengabdian
pada masyarakat atau melakukan sebuah perubahan sosial pada masyarakat yang
terpinggirkan dan tertindas serta keinginan lainnya yang tidak dapat dituliskan
semuanya.
Hari esoknya, saya mendapatkan wejangan lagi bahwa waktu
itu tidak dapat dibagi atau bahkan diatur. Salah satu dosen pada saat orientasi
hari kedua menyatakan bahwa yang dapat diatur ialah skala prioritas bukan
waktunya. Catatan yang telah saya buat pun segera direvisi. Lebih penting
manakah kuliah atau organisasi? Pertanyaan klise yang sudah sering saya dengar
pun akhirnya menghinggapi pikiran saya.
Saya berpikir berlarut-larut sampai tengah malam, tidak
menemukan jawaban mana yang lebih penting dengan alasan yang rasional. Bagi saya
dua-duanya penting dan tidak ada yang lebih tinggi begitu pula sebaliknya. “Kuliah
dan organisasi sama-sama penting, harus seimbang, dan bagaimanapun caranya
harus diseimbangkan!” Jangan sampai organisasi mengganggu kuliah apalagi kuliah
sampai mengganggu organisasi. Kalau perlu, organisasi harusnya bermanfaat dan
banyak gunanya untuk menunjang perkuliahan, begitu pula sebaliknya, kuliahpun
harus bermanfaat untuk berorganisasi. Dua-duanya berkaitan, tidak boleh
dilepaskan salah satunya.
Dua hal tersebut, kuliah dan organisasi, menjadi
prioritas yang tak dapat dibantah. Untungnya, kuliah memiliki jadwal yang pasti
sedangkan organisasi tidak memiliki jadwal yang kaku, sehingga keduanya dapat
dikolaborasikan dan dielaborasikan. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari
informasi organisasi yang sekiranya sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan
pribadi yang sudah saya catat. Ada beragam organisasi, ekstra dan intra. Saya mencari
informasi ke banyak senior, dosen, teman seperjuangan, artikel online, berita,
dan lain sebagainya. Dan saya sangat tertarik dengan Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII).
Mengapa
harus PMII? Saya mendapatkan informasi tentang berbagai jenis organisasi ekstra
yang ada di lingkungan kampus bukanlah dari satu sumber. Saya dengan sadar
menentukan sendiri pilihan organisasi yang memang benar-benar saya minati. Komitmen
untuk masuk ke organisasi tersebut salah satunya dilandasi karena sesuainya
nilai-nilai dan tujuan pribadi dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Seperti yang termaktub dalam AD/ART PMII BAB IV Pasal 4 bahwa tujuan PMII ialah
terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan
komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia. Bagaimana roda organisasi akan dijalankan tentu mengarah
pada tujuannya dan bagaimana anggota/kadernya akan dibentuk pun akan mengarah
pada tujuannya. Maka jika kita ingin berorganisasi, pilihlah yang tujuannya
jelas dan menjelaskan!
Langkah
pertama di kampus saya awali dengan masuk PMII, berorganisasi dengan cara tidak
meninggalkan tugas akademik. Beberapa hari dalam seminggu saya tetap
mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku-buku, tetap mengerjakan tugas
perkuliahan dengan tepat waktu, tetap menghadiri perkuliahan tanpa keterlambatan.
Bahkan pada semester pertama, saya mengikuti lima organisasi. Setelah kuliah
saya rapat, setelah rapat saya kuliah dan sepulang kuliah saya tetap mengerjakan
tugas perkuliahan dan tugas organisasi.
Kebimbangan
akan nilai IP buruk pun datang, saya tidak menyerah. Keyakinan yang sengaja
saya tanam dengan kokoh ialah bahwa jika kita melakukan hal dengan cara yang
sebaik-baiknya, hasilnya tidak akan mengecewakan. Di tengah-tengah pergolakan
perasaan yang ada, saya pun menegaskan pada diri sendiri, jika nanti nilai saya
dibawah 3,50 akan saya lepas organisasi yang sudah saya ikuti karena terbukti
tidak bermanfaat malah justru menurunkan semangat belajar di bangku perkuliahan.
Namun, itu tidak terbukti, saya mendapatkan nilai yang memuaskan dan organisasi
tetap berhasil dijalankan. Begitu pula semester berikutnya, nilai-nilai saya
semakin gemilang di tengah kesibukan berorganisasi. Sekali lagi, kuliah dan
organisasi sama-sama pentingnya, karena keduanya merupakan jembatan untuk mengimplementasikan
tri dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada
masyarakat.
Semarang, 28 Agustus 2017
Comments
Post a Comment