Tan...


          Tan...

               Kerap kali revolusi memakan korban anaknya sendiri
               Adagium tragedi menyibakkan  fakta-fakta demokrasi
               Tidak selamanya kebebasan melahirkan ketentraman
               Tidak selamanya pahlawan dimusuhi ketakutan

                              Bambu runcing telah berlalu, namun sejarah tetaplah sejarah
                              Ketika bendera dikibarkan dengan tumpah darah
                              Sebenarnya merah putih punya cerita
                              Tentang lorong gelap yang pernah ditempuh Tan Malaka

               Dari penjara ke penjara ia menggagas gerilyanya
               Pengabdian yang terkubur kekuasaan; menyedihkan
               Ibu pertiwi sangat terpukul, Tan Malaka mati ditangan bangsanya sendiri

                              Sang sosialis terasingkan dari sejarah
                              Diktator membuangnya ke bibir pengabaian
                              Tetapi, kukira ia gagal melakukannya
                              Tan Malaka melegenda menjadi sebuah paradigma

 Nur Khakiki                            
Semarang, 15 November 2015
20:30 WIB

Comments

Populer

Menulis Sebagai Jalan Menenangkan Diri

Psikologi pada Masa Yunani Kuno

Budaya Organisasi dan Bagaimana Mempertahankannya

Apakah Rasa Sepi Bisa Dilenyapkan?

Teori Harapan

Nalar Kritis dan Gerakan Mahasiswa Era Sekarang

Gejala-gejala Avoidant Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Menghindar)

Bagaimana Kepribadian yang Sehat Itu?