Teori Harapan




Pengertian Harapan

Menurut C.R Synder, harapan didefinisikan sebagai proses dari pemikiran satu tujuan, dengan motivasi untuk mendapatkan tujuan-tujuan tersebut (agency), dan cara-cara untuk meraih tujuan-tujuan tersebut (pathways). Seperti contoh, harapan bukanlah sebuah emosi melainkan sebuah pengertian sistem motivasi secara dinamis. Dalam hal ini, emosi mengikuti kesadaran dalam proses meraih tujuan. Harapan juga dapat berarti sebagai bentuk situasi persilangan yang berhubungan secara positif dengan harga diri, kemampuan menyelesaikan masalah, mengendalikan pemikiran, optimisme, kecenderungan positif dan harapan positif.

Snyder (1994) mengungkapkan bahwa harapan adalah keseluruhan daya kehendak (willpower/agency) dan strategi (waypower/pathway) yang dimiliki individu untuk mencapai sasaran (goal). Bila seseorang tidak memiliki ketiga komponen tersebut, hal itu tidak bisa disebut sebagai harapan. Farran, Herth, dan Popovich (1995) menyimpulkan bahwa harapan terbentuk dari pengalaman hidup yang menekan, bergantung pada spiritualitas, dan pada saat yang bersamaan mempertahankan pemikiran rasional untuk menghadapi keadaan. 

Dari berbagai pengertian tentang harapan di atas, dapat disimpulkan bahwa harapan adalah keseluruhan daya kehendak dan strategi yang terbentuk dari pengalaman, serta digunakan oleh individu untuk mencapai sasaran di masa depan.

Komponen-Komponen Harapan
Menurut Snyder (1994) harapan terdiri dari 3 komponen, yaitu:
·       Komponen pertama adalah sasaran (goal). Sasaran merupakan setiap obyek, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan dan diinginkan individu dalam benaknya. Sasaran dapat berbentuk kongkrit atau abstrak, dan bersifat jangka panjang atau pendek, namun yang pasti sasaran tersebut harus merupakan sesuatu yang penting untuk dicapai. Sasaran juga harus mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang pasti atau mustahil dicapai. Penantian akan pencapaian sasaran dan pentingnya sasaran adalah penentu keberadaan motivasi. Semakin besar penantian dan semakin penting sasaran bagi seseorang, maka usaha mencapai sasaran juga semakin besar. Jika sasaran dinilai penting namun individu memandang kecil kemungkinan untuk mencapainya, kecemasan (anxiety) akan dirasakan (Raleigh, 2000).
·       Komponen kedua dari harapan adalah daya kehendak (willpower/agency). Daya kehendak merupakan kekuatan pendorong dalam berharap. Snyder (1994) menggambarkannya dengan figur berikut ini:

A           --->         B

Daya kehendak digambarkan dengan anak panah yang mendorong individu (dari titik A) menuju sasarannya (titik B). Menurut Snyder, daya kehendak adalah sumber tekad dan komitmen yang mendorong individu untuk mencapai sasaran. Snyder dkk (2002) juga menyatakan bahwa daya kehendak bersifat self –referential, yaitu individu memiliki pemikiran bahwa dirinya sendirilah yang memulai dan terus bergerak untuk mencapai sasarannya. Hal ini terdiri dari pikiran-pikiran seperti, “saya bisa”, “saya akan coba”, “saya siap”, dan sebagainya. Keberadaan sasaran yang jelas dan penting mempengaruhi seberapa besar daya kehendak individu untuk mencapainya bahkan ketika menghadapi halangan. Daya kehendak juga dipengaruhi oleh pembelajaran sebelumnya ketika seseorang berusaha untuk mencapai sasaran.
·       Komponen ketiga adalah strategi (waypower/pathway). Strategi merefleksikan rencana atau jalan yang menuntun pada pencapaian harapan. Snyder (1994) menggambarkannya dengan figur berikut ini:

--->A                                          B

Strategi adalah jalan yang digambarkan dengan anak panah agar individu bisa mencapai sasarannya (titik B) dari keadaannya saat ini (titik A). Strategi merupakan kapasitas mental untuk menemukan satu atau beberapa cara yang efektif untuk mencapai sasaran (Snyder, 1994). Keberadaan sasaran yang penting membantu individu untuk merencanakan dengan lebih baik cara-cara untuk mencapainya. 

Kemampuan merencanakan strategi turut dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran menemukan cara-cara tertentu untuk mencapai sasaran. Selain itu, informasi yang dimiliki individu turut membantunya untuk merancang strategi mencapai sasaran. Bahkan bila kemudian cara tersebut tidak berhasil, individu bisa menggunakan informasi lain untuk merancang strategi baru.

Perkembangan Harapan

Snyder dkk (2002) menyatakan bahwa harapan merupakan sesuatu yang berkembang dan dipengaruhi oleh pengalaman individu. Dua komponen dari harapan, yaitu daya kehendak dan strategi sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu di masa lampau. Daya kehendak individu turut didasarkan pada pengalaman akan keberhasilan mencapai tujuan di masa lampau. Namun, daya kehendak tidak diperoleh dari pengalaman yang mudah mencapai sasaran tanpa halangan. 

Daya kehendak didasarkan pada pengalaman bahwa meskipun dalam situasi menekan dan menghadapi halangan untuk mencapai sasaran, individu dapat berusaha untuk mengatasinya (Snyder, 1994). Begitu pula strategi sebagian didasarkan pada pengalaman menemukan satu/beberapa jalan untuk mencapai sasaran. Strategi untuk menemukan jalan mencapai sasaran juga dipengaruhi pengalaman menemukan jalan baru saat jalan yang biasanya dipakai tidak dapat digunakan lagi (Snyder, 1994). Oleh karena itu individu dengan strategi yang tinggi yakin bahwa mereka dapat menemukan beberapa cara untuk mencapai sasaran.

Pada kenyataannya, tidak selalu seseorang dapat mencapai sasarannya dengan mulus. Selama hidup manusia selalu menghadapi halangan. Teori harapan mendefinisikan halangan sebagai apapun yang menghalangi tujuan dan menyebabkan individu tidak dapat membayangkan strategi menuju tujuan dalam pikirannya atau membuat pergerakan menuju tujuan tersebut (Snyder, dalam  Venning dkk, 2007). Menurut Snyder (dalam Venning dkk, 2007), penyakit kronis dapat berperan sebagai halangan yang menghalangi pengharapan pada anak, atau menghilangkan tekad yang diperlukan dalam mencanangkan atau mencapai tujuan. Penyakit tersebut dapat menghalangi anak untuk belajar memiliki pengharapan, atau justru pengharapan yang telah ada dihalangi oleh penyakit tersebut. Hal ini diungkapkan dalam penelitian Venning dkk (2007) yang menunjukkan bahwa anak dengan penyakit kronis memiliki tingkat harapan yang lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami penyakit kronis.


Sumber-sumber Harapan
Harapan tidak muncul dari ketiadaan. Penelitian Venning dkk (2007) menunjukkan bahwa terdapat tiga sumber pengharapan bagi anak yang sedang mengalami penyakit kronis. Sumber pertama adalah self-efficacy atau persepsi anak tentang kemampuannya mengendalikan diri dalam menghadapi penyakitnya. Sumber kedua adalah spiritualitas yang mendorong pengharapan akan kesembuhan secara ajaib. Selain itu spiritualitas juga membantu individu menemukan makna dari penyakitnya. Dukungan sosial juga menjadi sumber pengharapan. Keberadaan dukungan dari orang-orang di sekitarnya dapat meningkatkan pengharapan dan kemampuan sesesorang dalam menghadapi situasi menekan. Senada dengan pernyataan Venning dkk, menurut Herth (1990) terdapat beberapa sumber pengharapan bagi pasien dalam menjalani pengobatan penyakitnya, yaitu keluarga, teman, staf medis, dan Tuhan.

Teori Harapan Stotland
Ada dua istilah kunci, yaitu: hope dan degree of hopefullnessHope merupakan ekspektasi terhadap pencapaian tujuan. Degree of hopefullness merupakan persepsi seseorang terhadap kemungkinan memperoleh tujuan.

Asumsi pokok:
Motivasi organisme untuk mencapai goal adalah meliputi persepsi kemampuan untuk mencapainya, dan persepsi dari seberapa penting goal tersebut.
- Semakin tinggi kedua persepsi di atas, akan semakin tinggi pula positive affect- nya.
- Semakin rendah persepsi untuk mencapai goal dan semakin tinggi tingkat kepentingan goal tersebut, maka anxiety akan semakin tinggi.
- Organisme akan termotivasi untuk menghindari atau keluar dari anxiety. Semakin tinggi anxiety, semakin tinggi motivasi untuk menghindarinya



DAFTAR PUSTAKA

M. Sidabutar, Fransisca F.PSI UI. 2008. Harapan Serta Pengaruhnya Dalam Konsep Tuhani.            Jurnal Universitas Indonesia

Pengaruh Hubungan Hope Dengan Problem Focused Copying Pada Mahasiswa Angkatan             2010 Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang yang Sedang Menyusun Skripsi. Jurnal             Psikologi UIN Maliki Malang

Pengaruh Antara Harapan Dengan Kecenderungan Recidivis. Jurnal UIN Maulan Malik Ibrahim.


Comments

Populer

Menulis Sebagai Jalan Menenangkan Diri

Psikologi pada Masa Yunani Kuno

Budaya Organisasi dan Bagaimana Mempertahankannya

Apakah Rasa Sepi Bisa Dilenyapkan?

Nalar Kritis dan Gerakan Mahasiswa Era Sekarang

Gejala-gejala Avoidant Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Menghindar)

Bagaimana Kepribadian yang Sehat Itu?