Kajian Psikologi tentang Proses Berpikir Manusia


Pengertian Berpikir dalam Psikologi

Berpikir adalah suatu proses dialektis. Artinya, selama kita berpikir pikiran kita akan mengadakan tanya jawab dengan pikiran kita untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara ketahuan kita itu dengan tepat. Pertanyaan itulah yang memberi arah kepada pikiran kita. Di dalam berpikir, kita mempergunakan alat yang disebut akal. Hasil pemikiran itu kadang terlahirkan dengan bahasa.
 
Menurut  Charles S. Pierce, dalam berpikir ada dinamika gerak dari adanya gangguan suatu keraguan atas kepercayaan atau keyakinan yang selama ini dipegang lalu terangsang untuk melakukan penyelidikan, kemudian diakhiri(paling tidak untuk sementara waktu) dalam pencapaian suatu keyakinan baru. 

Menurut ahli Psikologi Asosiasi menganggap bahwa berpikir adalah proses kelangsungan tanggapan-tanggapan ketika subjek berpikir pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati. Sehubungan dengan pendapat Plato ini, ada yang berpendapat bahwa berpikir adalah aktivitas idesional (Woodworth dan Marquis dalam Suryabrata, 1995).

Piaget menciptakan teori bahwa cara berpikir logis berkembang secara bertahap kira-kira pada usia dua tahun dan pada usia tujuh tahun. Ia menunjukan bahwa anak-anak tidak seperti bejana yang menunggu diisi penuh dengan pengetahuan. Menurutnya, periode 0-2 tahun disebut periode sensori-motori, usia 2-7 tahun ialah periode pra-operasional, usia 7-12 tahun adalah periode operasional konkret serta pada usia di atas 12 tahun merupakan periode operasional formal. 

Rene Descartes, filsuf terkenal dari Perancis, mendefinisikan manusia sebagai animal rationale, binatang yang dapat berpikir atau a thinking being, makhluk yang berpikir. Sementara itu, berpikir diartikan sebagai kegiatan refleksif yang melibatkan otak sebagai organ pengendali semua panca indra, organ yang secara auto-refleksif melakukan fungsi perencanaan, penelaahan, pengambilan keputusan, dan pengkoordinasian terhadap program-program kerja jasmani-rohani tubuh manusia. Salah satu program kerja yang paling penting adalah berpikir, melakukan penelaahan atas sesuatu topik yang biasanya muncul dari adanya rangsangan atau impulsi dari luar. Topik yang muncul tersebut bisa jadi memerlukan penelahaan yang terkait dengan sebab-akibat, dengan kemungkinan pelaksanaannya atau terjadinya, dengan segi baik-buruknya atau untung-ruginya, dan atau berbagai segi lain.
 
Sedangkan menurut A. Gazali dalam bukunya Ilmu Jiwa (1953) ia mengatakan bahwa berpikir itu ialah menemukan hubungan-hubungan, menetapkan sangkut paut. Ia juga menjelaskan bahwa kita berpikir, kalau kita menghadapi suatu kesulitan, suatu masalah. Dapat juga dikatakan bahwa suatu masalah itu mengarahkan pikiran kita, memberi arah kepada jalan pikiran kita. Mengambil sebuah keputusan itu ialah suatu perbuatan berpikir. Supaya cepat berpikir, kita harus berpikir dengan mempergunakan pengertian-pengertian. Kemudian kita bisa mengambil kesimpulan dari keputusan yang diambil berdasarkan keputusan-keputusan yang lain. 

Jadi, berpikir merupakan proses dialektis, kegiatan refleksif yang melibatkan otak sebagai organ pengendali semua panca indra, organ yang secara auto-refleksif melakukan fungsi perencanaan, penelaahan, pengambilan keputusan, dan pengkoordinasian terhadap program-program kerja jasmani-rohani tubuh manusia.

Proses-proses Berpikir

a)  Pembentukan pengertian, artinya dari satu masalah, pikiran kita membuang ciri-ciri tambahan, sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu.
b)  Pembentukan pendapat; artinya pikiran kita menggabungkan atau menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas dari masalah itu.
c)     Pembentukan keputusan; artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut.
d)   Pembentukan kesimpulan; artinya pikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.

Macam-macam Berpikir
a)     Berpikir Deduktif
Deduksi merupakan proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dilihat dari prosesnya, berpikir deduktif berlangsung dari yang umum menuju yang khusus.

b)     Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi, proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan. Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya.

c)     Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Pada berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan.

Daftar Pustaka:

Sujanto, Agus, “Psikologi Umum”, Jakarta: Bumi Aksara, 1985. 
Gazali, A, “Ilmu Jiwa”, Jakarta: Ganaco NV, 1953. 
Sobur, Alex, “Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah”, Bandung: Pustaka Setia, 2013. 
Tholess, Robert H, “Pengantar Psikologi Agama”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,  2000.






[1] Agus Sujanto, Psikologi Umum(Jakarta: Aksara Baru,1985), hlm.56
[2] Ibid hal. 57
[3] Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah(Bandung: Pustaka Setia) hal. 214-216


Comments

Populer

Menulis Sebagai Jalan Menenangkan Diri

Psikologi pada Masa Yunani Kuno

Budaya Organisasi dan Bagaimana Mempertahankannya

Apakah Rasa Sepi Bisa Dilenyapkan?

Teori Harapan

Nalar Kritis dan Gerakan Mahasiswa Era Sekarang

Gejala-gejala Avoidant Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Menghindar)

Bagaimana Kepribadian yang Sehat Itu?